Asuhan Keperawatan Pasien Gastritis

Posted by : Hari Suprayitno | Selasa, 05 Oktober 2010 | Published in

 
LAPORAN PENDAHULUAN
Gastritis

I. DEFINISI
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.( Kapita Selekta Kedokteran I )
Gastritis terbagi 2 yaitu :
a. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
( Kapita Selekta Kedokteran I )
b. Gastritis Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifactor dengan perjalanan klinis yang bervariasi. Kelainan ini erat dengan Infeksi Helico Bakter Pylori.
(Kapita Selekta Kedokteran I )

II. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini antara lain :
- Obat – obatan : Aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS)
- Alkohol
- Gejala mikrosirkulasi mukosa lambung : Trauma, luka baker, sepsis
Secara mikrosposis terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan oleh stress. Jika disebabkan karena obat-obatan, AINS, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terhadap erosi dengan regenerasi epitek dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.

III. MANIFESTASI KLINIS
Sindrom dispepsian berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hemotemesis dan melena, kemudian disusun dengan tanda-tanda anemia pubca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam terhadap riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
Pada Gastritis Kronis kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan hanya sebagian kecil mengeluh nyeri uluh, hati, anorexia, nousea, dan pada permukaan fisik tidak dijumpai kelainan.

IV. PATOFISIOLOGI
Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor desensif yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa lambung


  
V. KOMPLIKASI
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa Hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemorragin. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klnis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi H. Pyloin, sebesar 100% pada tukak duodenam dan 60 – 90%, pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopin perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkas, pertorasi, dan anemia karena gangguan absapsi vitamin B12

VI. PENATALAKSANAAN
Faktor utama adalah menghilangkan Etiologinya. Diet lambung dengan porsi kecil dan sering, obat-obatan ditinjau untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, anti kelinergik dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor berupa sukroltati dan prostaglandim. Pada pusat-pusat yankes, dimana endiskopi tidak dapat dilakukan penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apalagi jika tes serologi negatip pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab gratitis akut. Kemudian diberikan pengobatan epiris berupa antosit, antagonis H2, / inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan tropi eradikasi juga diberikan pada seleksi khusus pasien yang menderita penyakit- penyakit seperti ukus duodeni, dispepsia tipe ukus dan lain-lain.

ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas
-       Nama
-       Umur
-       Jenis kelamin
-       Suku/bangsa
-       Pekerjaan
-       Pendidikan
-       Alamat
-       Tanggal MASUK RUMAH SAKIT
-       Diagnosa medis

b. Keluhan utama
    Klien mengatakan nyeri di daerah epigastrium disertai mual dan muntah
c. Riwayat Penyakit Sekarang
    Klien nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah, perdarahan saluran cerna berupa 
    hematemesis dan melena disertai anemia pasca perdarahan
d. Riwayat Penyakit Dahulu
    Apakah klien pernah MASUK RUMAH SAKIT atau menderita penyakit yang sama 
    sebelumnya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
    Apakah pada anggota keluarga yang lain ada yang menderita penyakit yang sama dengan
    klien.
f. Pola-pola fungsi Kesehatan
Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan
   Bagaimana hubungan persepsi dan tatalaksana biasanya pada klien pada pasien dengan
   gastritis tatalaksana kesehatan biasanya sebagian dibantu baik oleh keluarga dan perawat.
˜Pola Nutrisi dan Metabolisme
   Apakah klien mengalami gangguan nutrisi dan metabolisme baik sebelum maupun setelah
   MASUK RUMAH SAKIT. Pada pesien dengan gastrilis terjadi  gejala pemenuhan kebutuhan
   nutrisi karena adanya mual dan muntah.
˜ Pola Eliminasi
   Apakah ada gejala pada eliminasi alfin maupun urin pada klien sebelum dan setelah 
   MASUK RUMAH SAKIT. Pada pasien dengan gastritis biasanya terjadi obstipasi.
˜ Pola Istirahat dan Tidur
   Terjadi gangguan / tidak pada pola istirahat dan tidur pasa klien sebelum dan setelah
   MASUK RUMAH SAKIT. Pada klien dengan gastrilis biasanya terjadi 8 kali pada pola 
   istirahat dan tidur karena adanya rasa nyeri pada epigastrium.
˜ Pola Aktivitas dan Latihan
   Apakah terjadi gejala pada pola aktivitas dan latihan. Klien akibat penyakit yang dideritanya.
   Pada pasien dengan gastritis pada umumnya mengalami keterbatasan dalam aktivitas.
˜ Pola Sensori dan Kognitif
   Apakah terhadap gejala pada panca indra klien dan kognitif klien sebelum dan setelah 
   Masuk Rumah Sakit.
˜ Pola persepsi dan Konsep Diri
   Apakah terjadi gejala pada konsep diri klien sebelum dan setelah Masuk Rumah Sakit dan 
   bagaimana dengan persepsi klien tentang penyakit saat ini.
˜ Pola reproduksi sexsual
   Apakah ada kelainan pada organ reproduksi sexsual klien baik bentuk maupun fungsinya 
   baik sebelum Masuk Rumah Sakit dan setelah Masuk Rumah Sakit.
˜ Pola Hubungan dan Peran
   Apakah terjadi penurunan interaksi /hubungan dengan orang lain akibat dari gejala sensorik, 
   motorik maupun kognitifnya
˜ Pola Penanggulan Stres
   Adakah rasa cemas akibat penyakit klien saat ini dan babaimana cara penanggulangannya
   klien terhadap rasa cemasnya.
˜ Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
   Bagaimana tentang kepercayaan yang dianut klien, tentang ibadahnya apakah terjadi gejala
   pada saat Masuk Rumah Sakit.

g. Pemeriksaan Fisik
˜  Status Kesehatan Umum:
      Pada klien gastritis keadaan penyakit bisa ringan, sedang sampai berat.
˜ Kepala
     Pada klien grastitis tidak terjadi kelainan pada kepala.
˜ Muka
     Pada klien gastritis pada umumnya terdapat Tics karena nyeri pada epigastrium.
˜ Mata
     Pada klien dengan Gatritis tidak terdapat icterus maupun hiperemi pada mata.
˜ Abdomen
    Adanya Hepatogemali atau tidak pada gastritis terdapat mual, muntah dan nyeri pada
    epigastrium disertai rasa kembung.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Gangguan rasa nyaman (nyeri epigastrium) berhubungan dengan adanya lesi pada mukosa lambung.
2.    Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan (muntah)
3.    Gejala psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit

C. PERENCANAAN
Diagnosa 1     
Tujuan :
-       Nyeri dapat berkurang /hilang
Kriteria Hasil :
-       Nadi normal (TTV dalam batas normal)
-       Klien tidak lagi menyeringai sakit
-       Klien tidak lagi memegangi daerah yang nyeri
-       Skala nyeri 0
Rencana Tindakan :
1.    Kaji status nyeri klien (lokasi dan skala)
     R/ mengetahui derajat nyeri Klien
2.    Beri penjelasan pada klien tentang sebab-sebab nyeri
     R/ agar klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
3.    Obs. TTV Klien
     R/ monitoring keadaan klien
4.    Ajarkan teknik relaxasi nafas dalam pada klien
     R/ untuk membantu mengurangi nyeri
5.    Berikan kompres air hangat
     R/ untuk vasodilatasi dan mengurangi spasme otot
6.    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anolgesik dan anti inflamasi
     R/ obat analgesik untuk mengatasi nyeri dan anti inflamasi untuk   mengatasi lesi.


Diagnosa 2     
Tujuan :
-       Kebut cairan dan elektrolit terpenuhi
Kriteria Hasil :
-       TTV dalam batas normal.
-       Mukosa bibir lembab
-       Mata tidak cowong
-       Turgor baik
-       Produksi urin 1 cc/kg BB/jam
Rencana Tindakan :
1.    Jelaskan pada klien tentang akibat dari kurang cairan dan elektrolit.
      R/ Klien mengerti dan Kooperative dengan perawat
2.    Lakukan obs.TVV Klien.
     R/ deteksi terus menerus keadaan pasien.
3.    Lakukan obs. tanda-tanda dehidrasi
     R/ mengetahui derajat dehidrasi klien
4.    Lakukan obs. intake dan out put
     R/ menghindari defisit dan overload
5.    Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan perinfus
     R/ membantu menambah intake cairan

Diagnosa 3     
Tujuan :
-       Cemas berkurang / hilang
Kriteria Hasil :
-       Klien tampak tenang dan tidak lagi gelisah
-       Ungkapan klien tentang berkurangnya kecemasan
-       Kooperative dengan petugas
Rencana Tindakan :
1.    Kaji tentang penyebab kecemasan klien
     R/ mengetahui faktor penyebab agar mendapat intruksi yang sesuai
2.    Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
     R/ agar klien tahu dan mengerti sehingga dapat mengurangi kekhawatiran terhadap tindakan yang diberikan
3.   Beri penjelasan dan informasi yang adekuat terhadap klien tentang penyakitnya
     R/ agar klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
4.   Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mengungkapkan perasaannya
     R/ membantu mengurangi kecemasan klien
5.   Atur waktu agar klien dapat berkonsultasi dengan dokter bila diinginkan
     R/ memperoleh penjelasan yang lebih dalam tentang keadaan pasien.

VI. PELAKSANAAN
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana perawatan meliputi :
Tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dan ketentuan Rumah Sakit.

VII. EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.

SUMBER BACAAN
1.    Lynda Juall  Carpenito 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, Jakarta : EGC.
2.    Nasrul Efendi,1995, Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta : EGC.
3.    Arif Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.

komentar

  1. Anonim

    Wuih...wuih saiki perawat podo hebat iso gawe blog... Hebat pol.. maju Terus perawat indonesia

    6 Oktober 2010 pukul 09.14

Leave a Response